الحال

 


 

الحال وصف فضلة منتصب # مفهم في حال كفردا أذهب

Hal adalah sifat yang merupakan kata penjelas (fudhlah) yang nashab dan menjelaskan suatu kondisi, seperti:  فردا أذهب/ aku pergi sendirian.

 

وكونه منتقلا مشتقا # يغلب لكن ليس مستحقا

Seringkali, tapi tidak mesti, hal itu merupakan sifat yang tidak selalu ada pada pemiliknya (muntaqil), dan menggunakan kata derivative (mussytaq).

 

ويكثر الجمود في سعر وفي # مبدي تأول بلا تكلف

Hal seringkali menggunakan kata yang beku (jamid) ketika menunjukkan harga (dan interaksi, dan perumpamaan), yang menunjukkan pengandaian makna yang tidak berlebihan.

كبعه مدا بكذا يدا بيد # وكر زيد أسدا أي كأسد

Seperti:بدرهم، يدا بيد بعه مدا/ juallah ia (dengan harga:مسعرا) sedirham tiap muddnya, secara tunai. Dan seperti: كر زيد أسد/zaid menyerang (seperti: مشبها) singa.

 

والحال إن عرف لفظا فاعتقد # تنكيره معنى كوحدك اجتهد

Jika hal itu menggunakan kata ma'rifah/bermakna spesifik, maka maknanya harus diandaikan sebagai nakirah/tidak spesifik seperti: وحدك اجتهد/ berusahalah sendirianmu (sendiri/منفردا).

 

ومصدر منكر حالا يقع # بكثرة كبغتة زيد طلع

Seringkali masdar nakirah digunakan sebagai hal (tetapi ini sima'i karena hal itu harus menunjukkan suatu makna dan pemilik dari makna tersebut, sedangkan masdar tidak menunjukkan siapa pemiliknya) seperti : زيد طلع بغتة / zaid datang tiba-tiba.

 

ولم ينكر غالبا ذو الحال إن # لم يتأخر أو يخصص أو يبن

Sohibul hal (pemilik sifat) tidak berbentuk nakirah jika ia tidak disebut di akhir (فيها قائما رجل), atau dikhususkan dengan sifat (فيها يفرق كل أمر حكيم أمرا من عندنا), atau disebut. . .

من بعد نفي أو مضاهيه كلا # يبغ امرؤ على امرئ مستسهلا

Setelah nafi atau yang serupa dengannya yaitu nahi dan istifham seperti: لا يبغ امرؤ على امرئ مستسهلا / janganlah seseorang itu menganggap enteng kezaliman terhadap orang lain.

 

وسبق حال ما بحرف جر قد # أبو ولا أمنعه فقد ورد

Mendahulukan hal atas sohibul hal yang diawali oleh huruf jar itu tidak diperbolehkan oleh mayoritas ulama (tidak boleh seperti: مررت بهند جالسة), tapi Aku tidak menolaknya karena buktinya ada (dalam ungkapan-ungkapan orang Arab).

 

ولا تجز حالا من المضاف له # إلا إذا اقتضى المضاف عمله

Dan hal tidak boleh menjadi sifat yang dikembalikan kepada mudhaf ilaih kecuali jika mudhafnya merupakan bentuk kata yang bisa berpengaruh pada hal (seperti isim fa'il: هذا ضارب هند مجردة, dan masdar: أعجبني قيام زيد مسرعا, dan kata yang mengandung makna kata kerja).

أو كان جزء ما له أضيف # أو مثل جزئه فلا تحيفا

Atau mudhaf adalah bagian dari mudhaf ilaih (seperti: قطعت يد السارق جانبا), atau seperti bagiannya (اتبع ملة إبراهيم حنيفا)

 

والحال إن ينصب بفعل صرفا # أو صفة أشبهت المصرفا

Dan jika hal dinashabkan oleh fi'il mutasarrif, atau sifah yang serupa dengan fi'il mutasarrif(yang mengandung makna kata kerja dan huruf-hurufnya, dan dapat dimasuki ta' ta'nits dan jamak seperti isim fai'l dan isim maf'ul dan sifat musyabbahah. Bukan seperti af'al tafdhil karena ia tak mutasarrif). . .

 

فجائز تقديمه كمسرعا # ذا راحل ومخلصا زيد دعا

Maka boleh mendahulukan hal (atas amil yang menashabkannya itu) seperti: مسرعا ذا راحل/ orang yang bepergian itu begegas. Dan مخلصا زيد دعا/ zaid berdoa dengan ikhlas.

 

وعامل ضمن معنى الفعل لا # حروفه مؤخرا لن يعملا

Sedangkan amil yang mengandung makna kata kerja tapi tidak mengandung dari huruf-hurufnya tidak bisa berfungsi ketika ia disebut di akhir (di sini hal tidak boleh disebut sebelum amil).

كتلك ليت وكأن وندر # نحو سعيد مستقرا في حجر

Seperti تلك (isim isyarah), ليت(huruf tamanni), كأن (tasybih, dan dzharaf dan jar majrur). Dan ungkapan seperti: سعيد مستقرا في حجر/ said dalam keadaan diam di atas batu, itu sangat jarang (mendahulukan hal pada amil yang merupakan dzaraf).

 

ونحو زيد مفردا أنفع من # عمرو معانا مستجاز لن يهن

Dalam ungkapan seperti: زيد مفردا أنفع من عمرو معانا/ zaid sendirian lebih baik dari amru meski dibantu (yaitu diperbolehkan untuk mendahulukan hal atas amil yang tidak mutasarrif, dalam kasus ini afa'l tafdhil. ketika sesuatu distimewakan atas dirinya sendiri, pada kondisi tertentu dengan kondisi lainnya. Atau ia diistimewakan atas orang lain pada satu kondisi dengan kondisi lainnya. Dan pada kondisi ini salah satu dari hal/kondisi tersebut harus disebut lebih dahulu dari amil, dan satunya lagi harus disebut di akhir).

 

والحال قد يجيء ذا تعدد # لمفرد فاعلم وغير مفرد

Terkadang ada banyak hal/kondisi yang disebutkan, dan hal-hal tersebut dimiliki oleh sesuatu (seperti: جاء زيد راكبا وضاحكا) atau lebih dari satu (seperti: لقيت هندا مصعدا منحدرة. Disini hal disematkan kepada subjek yang cocok maka مصعدا kembali ke subjek, dan منحدرة kembali ke objek).

 

وعامل الحال بها قد أكدا # في نحو لا تعث في الأرض مفسدا

Terdapat amil yang dipertegas oleh hal seperti: لا تعث في الأرض مفسدا/ jangan merusak di bumi dalam kondisi merusak.

 

وإن تؤكد جملة فمضمر # عاملها ولفظها يؤخر

Apabila hal mempertegas kandungan jumlah (yaitu jumlah ismiyah yang mubtada dan khabarnya menggunakan isim jamid dan ma'rifah), maka amil dari hal itu disimpan, dan lafaznya disebut di akhir (sperti: أنا زيد معروفا/ aku adalah zaid dikenal (amil hal disini adalah kata kerja yang diandaikan yaitu: أحقه )

 

وموضع الحال تجيء جملة # كجاء زيد وهو ناو رحلة

Posisi hal dapat ditempati oleh jumlah/kalimat (dengan syarat adanya sesuatu yang menghubungkan antara hal dengan jumlah. Yaitu dhamir dan wawu al hal). Seperti: جاء زيد وهو ناو رحلة/ zaid datang dalam kondisi dia berniat untuk pergi (wawu al hal, dan dhamir adalah penghubung antara jumlah pertama dengan jumlah kedua yang menjadi hal).

 

وذات بدء بمضارع ثبت # حوت ضميرا ومن الواو خلت

Jika hal jumlah itu diawali dengan fi'il mudhari' yang positif, maka penghubung hal hanya boleh menggunakan dhamir, bukan dengan wawu al hal.

وذات واو بعدها انو مبتدا # له المضارع اجعلن مسندا

Dan jika terdapat ungkapan dimana fi'il mudhari' yang menjadi hal itu dihubungkan dengan wawu, maka andaikanlah sebelumnya sebuah mubtada' dimana fi'il mudhari' itu menjadi khabar padanya (seperti: قمت وأصك عينه/ aku datang menutup matanya. Aslinya: وأنا أصك).

 

وجملة الحال سوى ما قدما # بواو أو بمضمر أو بهما

Adapun jumlah hal selainnya (mudhari' positif) maka boleh dihubungkan dengan wawu atau dhamir atau dengan keduanya.

 

والحال قد يحذف ما فيها عمل # وبعض ما يحذف ذكره حظل

Terdapat hal yang dibuang amilnya (كيف جئت؟ راكبا). Ada juga amil yang dibuang itu tidak boleh disebut (أنا زيد معروفا).

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Dunia Hologram dalam Perspektif Spiritual dan Sains

Filosofi Battousai

review film da vinci demons