Filosofi Battousai
Membuang masa lalu merupakan suatu aktivitas gaib yang sangat membuat penat, ku rasa itu yang selalu di rasakan Hitokiri Battousai (Pembunuh berdarah dingin), untuk meninggalkan masa lalunya yang begitu kelam, dia rela menjadi seorang pengembara (Rurouni), menggunakan pedang yang sejatinya berguna mencabut nyawa manusia untuk menolong mereka, menurutnya pedang "adalah alat untuk membunuh, tetapi penggunanyalah yang melaksanakan perbuatan tersebut", maka dari itu, pedang sebenarnya juga dapat dipergunakan untuk melindungi, membela yang lemah, membuat jera penjahat, tanpa membunuh orang jahat itu.
Ideologi yang digenggam Oleh Battousai ini tidak pernah mendapat sambutan baik dari para samurai dan mantan samurai lainnya, hanya orang-orang lemah yang dapat memahami pemikiran sang Battousai. Sampai akhirnya Kenshin bertemu dengan seorang gadis yang ditemuinya di jalan. Gadis itu menuduhnya sebagai seorang penjahat yang diberitakan telah membunuh orang-orang yang tidak bersalah, penjahat yang mengaku diri sebagai Battousai. Dengan praduga tersebut, gadis itu dengan sengaja memukul Kenshin. akhirnya pertarungan kecil pun tak terelakkan, tetapi Battousai tidak melawan sedikitpun, dan menjelaskan bahwa dirinya bukanlah orang yang dituju, Ia hanya seorang pengembara (Rurouni), pedang yang dibawa pun tidak dapat menghilangkan nyawa. Rurouni memperlihatkan pedangnya kepada gadis itu, terlihat sebilah pedang bermata terbalik, katana yang tidak biasa, mata pedang yang seharusnya berada di depan tidak berlaku pada tersebut, pedang yang mengedepankan sisi tumpul bukan tajamnya. Sakabatou atau pedang terbalik kenshin menyebutkan julukan pedang tersebut. Bahkan walaupun pedang baja, ia tak dapat membunuh siapapun.
Gadis itu mengerti dan meminta maaf Rurouni atas kesalahan sangkanya.
pada pertemuan selanjutnya dengan Rurouni, gadis tersebut mendapat masalah. Dia bertemu dengan Battousai yang dicari-carinya. Rurouni adalah seorang samurai, sedangkan penjahat tersebut adalah orang yang mengaku-ngaku sebagai samurai pembunuh (Battousai). Penjahat itu berkata kepada gadis itu, pedang diciptakan untuk membunuh, tidak seperti semboyan sekolah ayahmu, saya tidak terima kalau pedang itu untuk melindungi.
Rurouni mengiyakan ucapannya, tetapi dengan tegas dia katakan, bahwa ideologi yang dimiliki oleh gadis ini lebih dia sukai.
Dengan mudah Rurouni mengalahkan Battousai palsu itu dan menyelamatkan gadis itu. Rurouni melihat struktur nama-nama pengurus sekolah dan menyadari bahwa gadis itu salah satu pengajar di sana, dan ia Bernama Kaoru.
Keributan yang terjadi terdengar sampai ke telinga para polisi, akhirnya yang menjadi korban adalah Rurouni, dia diseret ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. sebelum diseret, dengan rasa malu dan terima kasih Kaoru menanyakan nama sang pengembara. Rurouni menjawab panggil aku Kenshin.
Hah.,,sory sory salah uplot.,.hahahah.,.,itu poto artis lain,, ini dia potonya..,.
Trusss lanjutannya mana min?apa betul menurut shishio dia lebih junior daripada kenshin
ReplyDeleteGak tau gan mau dilanjutin enggaknya. Dulu cuma iseng.
DeleteIya si Sisio lebih junior karena dia jadi battousai lebih belakangan ketimbang kenshin.