Kritikus film kampungan; Rashomon.

Kata seorang tokoh yang aku lupak siapa namanya, aku temukan di suatu blog beberapa tahun lalu, aku lupa juga nama blog itu, bahwa film merepresentasikan budaya setempat. Indonesia dengan film-filmnya yang mayoritas menyuguhkan film-film horror dan cinta menunjukkan bahwa masyarkatnya yang masih memlercayai hal-hal mistis dan muda-mudinya yang senang pacaran.

Film itu terkadang bukan hanya mencari hiburan dan mencari bahan tertawaan, ia juga merupakan katalis imaji yang paling mujarrab melihat peminat media visual semakin membludak tak karuan.
Makanya, jangan sembarangan memilih film yang akan anda tonton. Masih mending kalau didapat dari hasil bajakan, tetapi bagaimana kalau anda termasuk marbot bioskop. Hilang uang dan waktu luang. Waspadalah.
Salah satu film yang sangat terkenal di kalangan sufi (suka film) telah berumur sangat tua, 68 tahun. Karya seorang sutradara Jepang yang kemudian membuat namanya dikenal di kancah dunia. Hingga kemudian bahkan film tersebut menjadi istilah bagi sebuah "fenomena dimana suatu peristiwa dijelaskan oleh beberapa individu dari sudut pandang masing-masing dengan penuturan yang sangat berbeda sama sekali." Rashomon efek. Film itu bernama rashomon, dan tulisan ini tentang rashomon.
Rashomon menyampaikan pesan tentang kecurigaan eksesif yang melanda hampir seluruh umat manusia. Bahkan andapun kemungkinan akan berburuk sangka terhadap beberapa pelakon dalam kisah tersebut, menuduh mereka menyebarkan kebohongan demi melindungi diri sendiri. Padahal kenyataan setiap dari mereka menjelaskan kejadian sebenarnya dari perspektif mereka masing-masing, dengan meyakini bahwa pandangan tersebut merupakan kebenaran apa adanya.
Kisah Rashomon adalah kasus pembunuhan yang sampai ke telinga pengadilan yang telah dihadiri oleh masing-masing dari tersangka, saksi, korban masih hidup, bahkan arwah korban yang sudah mati. Keempat anggota tersebut menjelaskan satu kejadian yang sama dengan dengan alur yang sangat berbeda. Bukan untuk menyelamatkan diri mereka, karena semua menyatakan ambil andil dalam konklusi akhir kasus tersebut yaitu terbunuhnya seseorang yang tidak bersalah.
Penuturan kisah Rashomon mirip dengan legenda hindu tentang beberapa orang buta yang diperintahkan untuk mendeskripsikan bentuk seekor gajah. Bagi yang menyentuh badannya mengatakan bahwa gajah itu keras seperti tembok. Sementara yang yang menyentuh telinganya, lembek seperti daun. Dan yang menyentuh ekornya berkata tipis seperti tali.
Orang-orang ini tidak menyampaikan atau bahkan berusaha menyampaikan kebohongan. Deskripsi mereka tentang gajah murni dari persepsi mereka akan kebenaran tentang gajah tersebut. Meski pada akhirnya tidak ada satu pun dari penjelasan mereka yang benar tentang objek gajah.
Jika ini terjadi pada orang buta, apakah yang memiliki mata dapat terhindar dari hal tersebut.?
Kata mata di dalam bahasa alquran digunkan istilah bashar dan bashir memiliki perbedaan. Tuhan berfirman "Bahwa sesungguhnya kami tidak membutakan mata, tetapi mata yang ada di dalam hati". Menunjukkan bahwa keberadaan mata dapat menjelaskan kebenaran dalam suatu realita. Maraknya penyebaran hoaks bukan hanya niat pelaku ingin menyebarkan berita bohong, sangat memungkinkan pula bahwa hoaks tersebut adalah kebenaran realita yang ia percaya.
Dalam konteks hukum agama, dikatakan bahwa perbedaan pandangan merupakan rahmat. Nyatanya dalam sejarah, banyak sekali tokoh-tokoh yang kemudian dihukum mati karena dianggap menyebarkan ajaran sesat

Comments

  1. Playtech Casino – Review, Bonuses, Software & Games
    Playtech Casino is an online 창원 출장안마 casino also offering sports 영천 출장샵 betting, 동해 출장안마 slots and 충청북도 출장마사지 other entertainment. It is licensed by UKGC to operate in 고양 출장샵 jurisdictions outside

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dunia Hologram dalam Perspektif Spiritual dan Sains

Filosofi Battousai

review film da vinci demons