Dramaturgi Adam-Hawa



Pernahkah anda membayangkan bagaimana kehidupan dua manusia pertama yang diciptakan untuk menguni surga (Eden) lalu kemudian diusir lantaran memakan buah pohon terlarang? Kitab-kitab suci agama samawi telah menceritakan kisah tersebut berikut detil-detilnya, serta pesan moral yang dituju melalui cerita itu. Pada kemudian hari kisah tersebut mulai dilihat dari sisi metafor, segala sesuatu  yang disebut dalam kisah tersebut merupakah kiasan untuk sebuah keadaan yang jauh lebih kompleks. Sehingga tidak hanya sebagai penafsiran untuk suatu firman, bahkan sebagai dramaturgi dalam sebuah permainan digital.


Kitab suci mengisahkan bahwa awal mulanya Adam dan Hawa ditempatkan di dalam Eden untuk menikmati segala hal yang ada dalam tempat tersebut, satu-satunya larangan adalah mendekati atau memakan buah dari salah satu pohon yang telah ditentukan oleh Tuhan. Al Qur’an tidak menjelaskan jenis pohon tersebut, ia hanya menyebutnya Pohon. Iblislah yang kemudian menyebut pohon tersebut dengan pohon kekekalan (khuldi) ketika dia menggoda Adam untuk memakannya, tetapi kekekalan bukanlah suatu nama untuk pohon tersebut, lebih kepada khasiat yang ia miliki. Perjanjian lama lah yang menentukan bahwa pohon tersebut adalah apel, dan berkhasiat memberi pengetahuan. Dengan memakan apel tersebut Adam akan menjadi kekal dan cerdas tetapi ia akan menanggung resiko yang sangat berbahaya. Pada akhirnya Adam pun memakannya dan diusir dan taman Eden.

Dalam cerita tersebut terdapat beberapa hal yang seringkali oleh bebeberapa kalangan diartikan secara eksklusif. Adam-Hawa, Pohon, Apel, dan kehidupan mereka sebelum ada di bumi (pra terestial). Tulisannya ini bukan mengulang perdebatan dimana mereka berdua tinggal, surga bumi atau surge langit,  itu sudah ada pada tempatnya dan sering dibicarakan, ini merupakan hal berbeda dari hal tersebut.

Muhammad Syahrur menjawab pertanyaan manakah lebih dahulu manusia purba atau Adam. Agar jawabannya ini tidak kontra dengan teori evolusi Darwin, Syahrur tidak meniadakan keberadaan manusia purba, dia justru mengamini hal tersebut dan meyakini bahwa Adam adalah evolusi dari purba. Adam menurutnya merupakan manusia pertama yang mampu berpikir logis dan memiliki potensi untuk membangun peradaban. Tidak seperti pendahulunya yang hanya mampu memikirkan apa yang akan ia makan. Adam dalam pemikiran Syahrur adalah sejenis dengan Homo Shapiens. Hal ini bias ditemukan dalam bukunya Al Kitâb wa’l Qur’ân .

Masih di dalam kalangan muslim, Musthafa Mahmud, pemikir Mesir, dalam bukunya Al Qur’ân, muhâwalah lifahmin ‘ashri (al Qur’an, pemahamam kontemporer) membaca kisah tersebut begitu jauh, menurutnya Tuhan memberikan pillihan kepada Adam apakah ia ingin seperti bintang-bintang yang selalu tunduk kepada titah-Nya, atau seperti binatang yang bebas melakukan hajatnya. Adam lebih memilih sebagai manusia yang bebas dan menanggung beban. Dia kemudian memakan buah terlarang yang sebenarnya merupakan kiasan untuk hubungan intim. Dengan hubungan tersebut adam tealah mencapai kekekalan dalam arti berbeda, yaitu ia memiliki keturunan yang akan meneruskan esksistensi spesies manusia. Hubungan ini juga membuka kemaluan Mereka berdua yang setelah merasakan hubungan tersebut merasa malu terhadap kemaluan itu. Oleh karena itu anak kecil tidak malu membuka kemaluan tersebut karena belum mengetahui fungsi sebenarnya.

Di dalam dunia permainan digital, oleh sebuah perusahaan game, Ubisoft, kisah ini dibuat lebih canggih. Adam dan Hawa merupakan budak bersama manusia-manusia lainnya yang diciptakan oleh makhluk kuno yang berperadaban sangat maju. Dewa-dewi seperti Minerva dan Jupiter, merupakan makhluk yang menciptakan manusia untuk menjadi tukang untuk membangun peradaban yang ia rancang (Taman Eden). Untuk mengatur pikiran para manusia ini dewa-dewi tersebut menciptakan artefak yang mereka sebut Apple of Eden, yang pada kemudian hari dicuri oleh Adam dan Hawa agar terbebas dari belenggu perbudakan dewa-dewi tersebut. Adam dan Hawa yang telah mencuri apel ini menjadi manusia pertama yang merdeka dan mempelajari ilmu pengetahuan yang keduanya dapatkan dari apel tersebut.



Comments

Popular posts from this blog

Dunia Hologram dalam Perspektif Spiritual dan Sains

Filosofi Battousai

review film da vinci demons